Rabu, 30 Desember 2015

Cerita nenek menghafal alquran semudah tersenyum




Kisah seorang nenek mengikuti pelatihan menghafal alquran semudah tersenyum yang dibawakan oleh ust Boby Herwibowo.

Melalui ilustrasi-ilustrasi yang tersaji, baik di buku modul yang dibagikan, maupun tergelar di layar LCD, kita pun mulai menghafal. Sebagai pilihan saat ini adalah Surat Ar-Rachman 1 – 78 ayat.

Ilustrasi, tanda kait, ayat demi ayat diingat, dihafalkan, sekaligus berikut; tajwid, mahraj dan maknanya.

Saya pribadi, maklum sudah nenek dan pernah mengalami 3 kali in-coma, mengikutinya dengan; paham dan tidak paham. Maksudku, ada yang bisa dengan mudah kupahami, kuhafal dan kuingat dengan baik saat disebut; satu, dua, tiga, empat, lima dstnya.

Mereka itu, di benakku jadi berseliweran campur baur antara; ilustrasi, nama-nama, istilah, huruf latin dan Arab.

Saya coba berusaha keras untuk santai dan menerima seluas-luasnya, pikiran dikosongkan, dibiarkan segala hal yang disampaikan pemateri, dimasukkan di satu sisi memori ini. Semoga menjelang lansia tidaklah cepat hilang, sungguh, satu hal yang paling ditakutkan penulis adalah kehilangan memori, kepikunan.

“Bagaimana, kita mulai dari ayat 1 sampai 14?”
“Siaaaaap!”
“Membaca Al Quran….”
“Mudaaaah!”

Ajaib sekali, ternyata kebanyakan berhasil menghafalnya dalam tempo singkat!
“Subhanallah,” gumamku terheran-heran sendiri. Lama saya tercenung dan mensyukurinya. Ini bisa diterapkan bagi lansia yang pernah stroke juga, pikirku berdecak-decak sendiri.
Ya, saudara!

Meskipun masih ada yang terbalik-balik, ternyata saya pun bisa juga menghafalnya 1 sd 25 ayat dari surat Ar-Rahman. Ini sungguh keajaiban, anugerah-Nya yang sangat patut disyukuri. Mengingat tiga kali pernah in-coma dan kehilangan sebagian memori di otakku alias ada yang suka error.

Intinya, begitu disebut ayat satu, yang terlintas adalah ilustrasi seorang bernama Abdurrahman; Ar-Rahman.

Ayat dua, ilustrasi seorang guru agama bawa-bawa Al Quran, menanyakan alamat kepada orang: alamal quran.

Ayat dua, ilustrasi waktu bayi si Abdurrahman suka makan kolak sampai suhu badannya tinggi, dikasih insan; holaqol insan.

Ayat empat, ilustrasi si kecil Abdurrahman suka ceramah di Majelis Al Bayan. Ada orang tua berseru, takjub; alamak pandai kali nih anak; alamal bayan.

Ilustrasi yang dibuat terkesan lucu, membuat kita mesem-mesem. Metode begini memang tergantung bagaimana kita menerimanya dan menafsirkannya. Ada peserta yang menanyakan; apakah metode ini sudah didiskusikan atau dimintai semacam lisensi dari para ulama?

Ya, memang bagaimanapun metode yang diajarkan, kita bisa menerima atau sebaliknya menolak, tergantung individu masing-masing.

Bagi saya pribadi, metode cara mudah menghafal Al Quran semudah tersenyum begini, tetaplah sangat bermanfaat. Saya akan mentransfernya kepada sahabat, handai-taulan, spesial anak, terutama dua cucu kesayangan; Zein dan Zia. Insya Allah!

Terima kasih, Ustad Bobby Herwibowo, telah mengundang teteh spesial alias tidak harus membayar. Sudah tersenyum dan sukacita sepanjang mengikutinya, mendapat makanan enak di hotel bagus pula, dan terutama; Ilmu yang bermanfaat sekali. Alhamdulillah, sungguh patut disyukuri.

0 komentar:

Posting Komentar