Kisah seorang nenek mengikuti pelatihan menghafal alquran semudah tersenyum yang dibawakan oleh ust Boby Herwibowo.
Melalui ilustrasi-ilustrasi yang
tersaji, baik di buku modul yang dibagikan, maupun tergelar di layar LCD, kita
pun mulai menghafal. Sebagai pilihan saat ini adalah Surat Ar-Rachman 1 – 78
ayat.
Ilustrasi, tanda kait, ayat demi ayat
diingat, dihafalkan, sekaligus berikut; tajwid, mahraj dan maknanya.
Saya pribadi, maklum sudah nenek dan
pernah mengalami 3 kali in-coma, mengikutinya dengan; paham dan tidak paham.
Maksudku, ada yang bisa dengan mudah kupahami, kuhafal dan kuingat dengan baik
saat disebut; satu, dua, tiga, empat, lima dstnya.
Mereka itu, di benakku jadi
berseliweran campur baur antara; ilustrasi, nama-nama, istilah, huruf latin dan
Arab.
Saya coba berusaha keras untuk santai
dan menerima seluas-luasnya, pikiran dikosongkan, dibiarkan segala hal yang
disampaikan pemateri, dimasukkan di satu sisi memori ini. Semoga menjelang
lansia tidaklah cepat hilang, sungguh, satu hal yang paling ditakutkan penulis
adalah kehilangan memori, kepikunan.
“Bagaimana, kita mulai dari ayat 1
sampai 14?”
“Siaaaaap!”
“Membaca Al Quran….”
“Mudaaaah!”
Ajaib sekali, ternyata kebanyakan
berhasil menghafalnya dalam tempo singkat!
“Subhanallah,” gumamku terheran-heran
sendiri. Lama saya tercenung dan mensyukurinya. Ini bisa diterapkan bagi lansia
yang pernah stroke juga, pikirku berdecak-decak sendiri.
Ya, saudara!
Meskipun masih ada yang terbalik-balik,
ternyata saya pun bisa juga menghafalnya 1 sd 25 ayat dari surat Ar-Rahman. Ini
sungguh keajaiban, anugerah-Nya yang sangat patut disyukuri. Mengingat tiga
kali pernah in-coma dan kehilangan sebagian memori di otakku alias ada yang
suka error.
Intinya, begitu disebut ayat satu, yang
terlintas adalah ilustrasi seorang bernama Abdurrahman; Ar-Rahman.
Ayat dua, ilustrasi seorang guru agama
bawa-bawa Al Quran, menanyakan alamat kepada orang: alamal quran.
Ayat dua, ilustrasi waktu bayi si
Abdurrahman suka makan kolak sampai suhu badannya tinggi, dikasih insan;
holaqol insan.
Ayat empat, ilustrasi si kecil
Abdurrahman suka ceramah di Majelis Al Bayan. Ada orang tua berseru, takjub;
alamak pandai kali nih anak; alamal bayan.
Ilustrasi yang dibuat terkesan lucu,
membuat kita mesem-mesem. Metode begini memang tergantung bagaimana kita
menerimanya dan menafsirkannya. Ada peserta yang menanyakan; apakah metode ini
sudah didiskusikan atau dimintai semacam lisensi dari para ulama?
Ya, memang bagaimanapun metode yang
diajarkan, kita bisa menerima atau sebaliknya menolak, tergantung individu
masing-masing.
Bagi saya pribadi, metode cara mudah
menghafal Al Quran semudah tersenyum begini, tetaplah sangat bermanfaat. Saya
akan mentransfernya kepada sahabat, handai-taulan, spesial anak, terutama dua
cucu kesayangan; Zein dan Zia. Insya Allah!
Terima kasih, Ustad Bobby Herwibowo,
telah mengundang teteh spesial alias tidak harus membayar. Sudah tersenyum dan
sukacita sepanjang mengikutinya, mendapat makanan enak di hotel bagus pula, dan
terutama; Ilmu yang bermanfaat sekali. Alhamdulillah, sungguh patut disyukuri.
0 komentar:
Posting Komentar